Anak Saya Dyslexia, Sudah Dinyatakan Sembuh Oleh Dokter Tumbuh Kembang Anak, Tapi Sekarang Kembali Lagi Ke Kondisi Awal Kenapa Ya?

Memiliki anak yang menderita Dyslexia itu memang sulit. Tidak hanya dari sisi penerimaan lingkungan terhadap kondisi anak yang berbeda dari kebanyakan, tapi terkadang dari sisi orang tua ada penolakan terhadap kondisi anaknya tersebut.

Sudah menjadi sesuatu hal yang umum, di Indonesia tempat saya dilahirkan dan dibesarkan penanganan Dyslexia belum sesempurna di beberapa negara. Pemahaman  orang tua, tenaga pendidik atau guru hingga kepada institusi pendidikan, pemerintahan dan swasta  belum banyak yang  aware  terhadap kondisi ini.

Saya jadi teringat, ketika ada teman sekolah saya di Indonesia bercerita bahwa kini anaknya telah dinyatakan sembuh / normal dari Dyslexia nya. Saya sangat mengapresiasi teman saya ini, karena memang seperti itulah seharusnya orang lain bersikap memberikan dukungan.

Orang tua  yang anaknya menderita Dyslexia pun harus mendapatkan dukungan dan support yang baik dan cukup  dari lingkungan sekitar.  Tentu saja agar mereka terus bersemangat dalam membina, memberikan penanganan yang sesuai kepada kondisi anaknya tersebut sehingga anaknya bisa sembuh atau mendapatkan progress tumbuh kembang anak yang maksimal.


Mengenal Dyslexia

Dyslexia atau dalam Bahasa Indonesianya adalah Disleksia  memiliki pengertian yaitu :

Dys (Difficult) yang di ambil dari Bahasa latin, sedangkan lexia (Difficulty with words) jadi dapat di simpulkan Dyslexia adalah masalah dalam proses penerimaan kata-kata.

Secara umum, Dyslexia dianggap sebagai kelainan dalam proses kesulitan dalam menyerap pengajaran baik itu membaca maupun menulis:

  1.  Anak Dyslexia mendapatkan kesukaran karena ada  suatu gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca;
  2. Dyslexia terjadi pada anak-anak dengan penglihatan dan intelektual normal;
  3. Gejala termasuk terlambat bicara, lambat dalam belajar kata-kata baru dan membaca.

Permasalahan

Dalam perjalanan  anak Dyslexia yang berbeda dengan anak lain adalah tantangan tersendiri . Sebagian besar anak yang mengidap dyslexia dapat berhasil di sekolah dengan bimbingan atau program pendidikan khusus.

Seperti anak teman saya  yang saya utarakan di atas. Selama kurang lebih dua tahun dengan seminggu dilakukan tiga  (3) kali terapi di sebuah rumah sakit swasta di sana. Selama kurun waktu tersebut anaknya mulai mengenali huruf yang semula sulit sekali dilakukannya, bisa mengurutkan huruf , bisa berhitung , bisa melafalkan huru R ( yang semula masih cadel (L) ).

Teman saya ini bergembira sekali, kemudian saking senangnya terus bertanya sama dokternya. “ Selanjutnya bagaimana dokter, apakah ada kelanjutan dari terapi nantinya?”

Lalu teman saya bertanya lagi, apakah sudah selesai terapinya yang dijawab oleh dokternya dengan mengatakan anak teman saya ini sudah lulus tahap dasar. Rumah sakit yang menanganinya hanya khusus dalam penanganan terapi dasar, anak dikembalikan ke orang tua dan sekolah.

Nah, karena kondisinya demikian, tidak ada informasi tempat dan metode dari penanganan Dyslexia anaknya membuat teman saya ini menjadi bingung kembali. Rupanya dalam proses antrian terapi dia bertemu dengan orang tua yang anaknya mengalami gangguan pembelajaran kembali. Artinya ini belum  selesai, menurutnya .

Saran saya, setelah menjalani terapi tersebut seharusnya melanjutkan terapi untuk pembelajaran anak (Educational Therapy) di level berikutnya. Supaya anak dapat memahami cara mereka belajar dan dapat kembali ke sekolah seperti biasa. Karna tanpa bimbingan yang intensif anak-anak Dyslexia akan terus mengalami masalah dalam pembelajarannya.

Hubungi saya

Hari Senin – Jum’at

Jam 09.00-17.00 WIB