TENTANG SAYA

Perkenalkan nama saya Bulan Ayu, saya adalah Program Director di Dyslexia Genius, Kuala Lumpur. Dyslexia Genius adalah sebuah pusat therapy pembelajaran untuk pelajar-pelajar yang menghadapi masalah yang berkaitan dengan kesukaran pembelajaran terutamanya dyslexia, dyscalculia, dysphasia, dyspraxia, dysgraphia, visual in perception, auditory, focusing dalam pembelajaran dan memori jangka pendek dalam pembelajaran. Saya sudah menekuni bidang ini kurang lebih hampir 11 tahun. Tetapi yang lebih menariknya lagi saya sendiri adalah seorang dyslexic..dan saya tidak menyadarinya yang  saya ada masalah ini dari bangku sekolah lagi..😬

Perjalanan saya mengenal dyslexia ini bermula ketika saya dikenalkan oleh kawan saya di Jakarta yang memiliki kawan seorang warganegara Malaysia..Jaldeen di tahun 2006. Kami mulai rapat dan menjalin hubungan sehingga pada tahun 2008 kami menikah di Jakarta.

Sepanjang pacaran, Jaldeen adalah seorang pakar dyslexia yang telah menciptakan “assessment tools” untuk mengenal pasti dyslexia, yang mana ibunya Sariah Amirin digelar ibu dyslexia di Malaysia, Jaldeen tidak sedetik pun dia pernah ngomong apa-apa ke saya tentang ciri-ciri dyslexia yang dia nampak pada saya.

Suamiku Jaldeen dan Mertuaku Pn. Sairah Amirin “Ibu Dyslexia Malaysia”

Waktu menjadi trainer di salah satu acara memperkenalkan cara penanganan dyslexia

Setelah bernikah, baru Jaldeen pelan-pelan mengatakan yang beliau ada melihat ciri-ciri dyslexia pada saya (mungkin dia rasanya tidak sesuai untuk ngomong ke saya waktu pacaran..takut hubungan putus kali ya 😅)….

Dia mulai dengan menerangkan kenapa? Susah mengeja..pintar ngomong tetapi susah menulis apa yang dimaksud dan susah menyampaikan dalam ayat bertulis..susah menghitung jika pengiraannya sangat complex….ga suka membaca petikan-petikan yang panjang.. saya sering salah pengertian apa yang beliau katakan..susah memahami apa yang saya baca….cepat lupa (untung saya ga lupa sama dia 😂😂)…susah untuk mengingat nama-nama orang..sukar mengingat nomer telefon (sampai nomer hpnya dia juga sampai sekarang saya ga ingat 😜,)harus berulang-ulang … dan kami sering selisih faham tentang benda-benda yang kecil…

Dengan penerangnya..saya mulai sadar ternyata benar apa yang Jaldeen katakan…saya mulai “flashback” ke jaman persekolahan saya..iya ya..semua apa yang dia katakan ada pada saya waktu sekolah.. Jaldeen tambah lagi dengan berkata saya adalah salah seorang di antara percentage yang kecil dyslexic yang berjaya dalam pendidikan..alhamduliah saya ada SE., SH., MH.,…kebanyakan dyslexic akan gagal dalam pendidikan dan akan ada masalah emotional dan psychology. Ternyata..dyslexic tidak BODOH..dan bisa berjaya..Jaldeen kemudian berkata Dyslexic are very intelligent..only confused like you 😜…nah mulai dari situ saya mulai tertarik dengan kerjaya Jaldeen dan dengan apa yang dibuat ibu mertua saya selaku pelopor pembelajaran untuk pelajar-pelajar dyslexia. Jaldeen melihat kesungguhan saya, lantas sarankan saya untuk mulai menimba ilmu dari ibunya dengan menjadi guru di Pusat Dyslexia yang didirikan oleh mertua saya Puan Sariah Amirin..nah disitu lah bermulanya perjalanan saya mengenal dyslexia dan memperlajari dari “Ibu Dyslexia Malaysia” dan juga suami saya.

Saya belajar bagaimana cara  membimbing kanak-kanak dyslexia untuk memahami masalah mereka dan bagaimana untuk mereka “cope” dengan masalahnya untuk berhasil di sekolah-sekolah mainstream…

SESI PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN

Saya mulai menjadi guru pada tahun 2010.. saya diajar dan dilatih menggunakan program mertua.. bagaimana untuk tackle pelajar.. bagaimana untuk memperhatikan “mood” pelajar.. bagaimana untuk sabar melayan kerenah pelajar-pelajar (saya juga agak susah waktu belajar dulu)…kadang-kadang melihat gelagat dyslexic buat saya ketawa..sedih melihat kesukaran mereka bila tahu sebenarnya mereka pintar dan ada kemahuan belajar (sama seperti saya dulu di sekolah 😁)…ada rasa gembira dan satisfy…puas bila saya bisa mengajar untuk mengatasi kelemahan mereka..

Saya mulai gigih mengikuti “training” yang dibuat oleh mertua dan suami saya…rasa ingin mendalami lagi bidang dyslexia..saya mulai faham masalah yang mereka hadapi…mulai belajar apa yang anak-anak ini rasakan…mulai jelas gimana cara membantu mereka…dengan adanya rasa ingin  menolong anak-anak dyslexic…saya mula “showing passion” terhadap dyslexia ini…langsung saya cusss tancap gas terussss…

Saya mula diberikan kepercayaan oleh mertua dan Jaldeen untuk menjadi trainer melatih guru-guru sekolah pemerintah cara-cara penanganan anak dyslexia, melatih guru-guru tadika (TK kalau di Indonesia), menjalankan “screening” untuk pelajar-pelajar di sekolah-sekolah di Kuala Lumpur…minat saya udah full kepada Dyslexia…

Saya juga sering travel  bersama mertua dan Jaldeen keliling satu Malaysia untuk create awareness kepada apa masalah dyslexia sebenarnya, dan untuk menjelaskan kepada ibu/bapak juga guru-guru yang anak-anak dyslexia bisa kembali belajar normal ke aliran mainstream.

Dari Johor, ke Melaka, ke Port Dickson, ke Ipoh, Penang, Langkawi, Kota Bharu, Kuantan, sehingga ke Sabah dan Sarawak untuk menjalani program-program awareness dyslexia dan juga cara penanganannya.

Banyak ilmu yang saya dapat dari kedua mentor saya tersebut… ilmu yang ga pernah saya dapat sebelumnya dan ga banyak orang yang tau… saya sangat beruntung bisa belajar dengan program yang mertua dan suami saya buat sendiri…. Dan Program itu juga yang sampai sekarang digunakan di Persatuan Dyslexia Malaysia.

Saya terus memahami dan menyelami dunia dyslexia yang sangat unik. Kehidupan kami dari mulai berjalan makan sampai tidur kali yah selalu membahas dyslexia bagai mana cara mengajar sampai bagaimana upaya untuk menambah baik kepada program yang sudah ada.

Pada tahun 2013 tuhan memberikan hadiah kepada saya, anak pertama saya di sah kan Dyscalculia, dia mengalami kesulitan dalam berhitung, mengenal angka dan nilai. Tetapi saya tidak pernah sedikit pun merasa sedih, malahan bangga karna saya yakin anak saya pasti memiliki kelebihan yang lain. Apalagi…saya didik lah  anak saya sendiri dan memasukan anak saya dalam terapi yang kami jalankan.

Saya hantar anak saya buat terapi setiap hari, sampai akhirnya umur dia 7 tahun dan akan masuki sekolah dasar saya sedikit khawatir, ya lah orang tua siapa yang tidak khawatir untuk masuk ke sekolah St. John ( sekolah yang cukup terkenal di Malaysia ) harus melakukan test. Alhamdulillah… ternyata anak saya dapat melewati dan berhasil dalam menjalankan ujian masuk sekolah. Aduh rasanya mau jungkir balik … ternyata seorang dyscalculia boleh loh berhasil masuk St. John.

Saya banyak mengucapkan ribuan terimakasih kepada Ibu mertua saya Pn. Sariah Amirin dan juga suami tercinta Jaldeen Ali, karna atas programnya lah saya dapat menyelamatkan anak saya yang pertama untuk masuk ke sekolah idaman semua orang.

Berjalannya waktu hati dan tekad saya semakin bertambah untuk terus kekal Bersama Dyslexia. Berbagai acara saya buat tanpa mengenal rasa letih dan bosan, tidak ada bayaran dan juga tidak berfikir untuk meraih keuntungan. Saya jalankan semua dengan hati ikhlas, dan penuh keceriaan.

…Best experience in my life apart for getting married to Jaldeen and the birth of my eldest boy Nazreen…

ACARA AMAL 2014

Sampai akhirnya pada tahun 2016 saya diberikan kepercayaan untuk membuka dan mengelola pusat saya sendiri yang diberi nama Dyslexia Genius, dengan pusat pertama di Titiwangsa, Kuala Lumpur. Tujuannya untuk memperkembangkan program yang dicipta oleh mertua dan suami untuk bisa membantu lebih banyak lagi anak-anak dyslexia di Malaysia dan juga seluruh dunia…bermula dengan mengatur classroom..menyusun program..melatih guru-guru..memang capek yang sangat luar biasa lah…tapi saya enjoy and happy aja….

Saya mulai memperkenalkan program yang  mertua dan suami saya cipta, yang diberi nama SPTBiD ..Sariah Program & Teknik Bimbingan Intensif Dyslexia..yang telah mendapat pengiktirafan Kementerian Pendidikan Malaysia karena kerberkesanannya menangani dan membantu pembelajaran anak-anak dyslexia.

Saya mulai memperkenalkan dan bertemu dari mulai  ke Bawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong Tunku Hajah Azizah Aminah Maimunah Iskandariah, Yang Berbahagia Tun Dr. Siti Hasmah binti Haji Mohamad Ali,  Mantan Timbalan Perdana Menteri Malaysia YB Dato’ Seri Dr. Wan Azizah Wan Ismail, Ketua Pengarah Pendidikan pada tahun 2013-2017 iaitu Yang Berbahagia Tan Sri Dr. Khair Mohamad Yusuf, Yang Berbahagia Prof. Raja Dato’ Zahabuddin Raja Yaacob, YB Datuk Hajah Azizah Datuk Seri Panglima Haji Mohd Dun, sampai ke seluruh sekolah-sekolah di Malaysia, ke Rumah sakit, ke Ahli-ahli Politik, ke Kawan-kawan, Ke para seniman dan artis-artis, ke para Dokter dan ke Madam PYT Kamala Shirin Lakhdir Duta Besar  Amerika Syarikat  di Malaysa. Saya bersyukur kepada Alloh dan saya merasa saya adalah orang yang paling beruntung.

HARI SUKAN DYSLEXIA MALAYSIA

Yang Berbahagia Tan Sri Dr. Khair Mohamad Yusuf.

Penyampaian Ucapan Sempena Sukan Tahunan seluruh anak-anak dyslexia di Stadium Merdeka   

Di kediaman Madam PYT Kamala Shirin Lakhdir, Duta Besar Amerika Syarikat di Malaysia dalam rangka menjelaskan perkembangan program dyslexia di Malaysia yang dijalankan oleh Dyslexia Genius.

Acara Ramah Mesra Bersama YB Datuk Hajah Azizah Datuk Seri Panglima Haji Mohd Dun.

Konsert Amal Dyslexia Bersama Yang Berbahagia Tun Dr. Siti Hasmah binti Haji Mohamad Ali.

Acara Bersama Ke Bawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong

Tunku Hajah Azizah Aminah Maimunah Iskandariah.

Saya merasa hidup saya lebih berarti, ketika saya lebih banyak mengenalkan Dyslexia, saya merasa hari-hari saya senantiasa diberkahi oleh Alloh, saya ingin dapat terus menerus menolong dan membantu anak-anak Dyslexia. Saya tidak ingin anak-anak Dyslexia di kategorikan sebagai anak yang kurang upaya, saya ingin mereka semua berhasil dan menjadi penerus bangsa yang sempurna.

Masih banyak lagi cerita perjalanan saya bersama dyslexia yang saya belum sampaikan disini, masih banyak lagi cerita yang ingin saya share, saya berharap apa yang saya share dapat bermanfaat dan menjadi motivasi untuk kalian di luar sana.  

Mungkin hari ini mereka Dyslexic Tetapi Esok Mereka Genius “Dyslexia Genius”

Kenali mereka, fahami mereka dan dukung Mereka.

“ Dyslexic Today, Genius Tomorrow…….Dyslexia Genius”

Hubungi saya

Hari Senin – Jum’at

Jam 09.00-17.00 WIB